Bulgaria dan Rumania secara resmi menjadi anggota penuh Area Schengen, kawasan tanpa perbatasan internal di Eropa. Keputusan bersejarah ini mengakhiri lebih dari satu dekade penantian dan negosiasi, serta membuka era baru bagi kebebasan bergerak bagi lebih dari 29 juta warga kedua negara tersebut.
Kedua negara Eropa Tenggara ini sebelumnya telah menjadi anggota Uni Eropa sejak 2007, namun tertahan dari keanggotaan penuh Schengen karena kekhawatiran terkait korupsi, keamanan perbatasan, dan penerapan standar hukum. Setelah bertahun-tahun reformasi serta dukungan teknis dari Komisi Eropa, Dewan Uni Eropa akhirnya memberikan persetujuan akhir pada Desember 2024.
Perubahan Signifikan: Bebas Pemeriksaan di Perbatasan Udara dan Laut
Implementasi awal dari keanggotaan ini mencakup penghapusan kontrol paspor di perbatasan udara dan laut antara Bulgaria, Rumania, dan negara-negara Schengen lainnya. Sementara untuk perbatasan darat, penghapusan kontrol akan dilakukan secara bertahap, dengan evaluasi lebih lanjut terkait kesiapan operasional di titik-titik masuk utama.
Mulai hari ini, warga Bulgaria dan Rumania yang bepergian ke negara-negara seperti Jerman, Italia, Prancis, dan Austria tidak lagi harus melalui pemeriksaan paspor di bandara. Hal yang sama berlaku bagi wisatawan dan pebisnis dari negara-negara Schengen yang mengunjungi Sofia atau Bucharest melalui jalur udara.
Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen menyambut baik langkah ini, menyebutnya sebagai “kemenangan bagi persatuan Eropa dan bukti bahwa reformasi membawa hasil.” Ia menambahkan bahwa integrasi penuh Bulgaria dan Rumania memperkuat Schengen secara keseluruhan, baik dalam hal mobilitas manusia maupun keamanan regional.
Manfaat Ekonomi dan Mobilitas
Masuknya Bulgaria dan Rumania ke dalam Schengen diharapkan membawa manfaat ekonomi besar, terutama dalam sektor pariwisata, transportasi barang, dan perdagangan lintas batas. Para pelaku usaha logistik di kawasan Balkan menyambut penghapusan kontrol perbatasan sebagai penghematan waktu dan biaya yang signifikan.
Bagi warga kedua negara, keanggotaan ini juga memiliki makna simbolis yang mendalam. Setelah bertahun-tahun merasa sebagai “anggota kelas dua” dalam proyek integrasi Eropa, kini mereka menikmati hak yang sama dengan warga Uni Eropa lainnya untuk bergerak bebas tanpa hambatan administratif.
Tantangan dan Pengawasan
Meski keputusan ini disambut luas, sejumlah negara anggota tetap menyerukan pengawasan ketat terhadap pengelolaan perbatasan eksternal Bulgaria dan Rumania. Austria, yang sebelumnya sempat menolak perluasan Schengen, akhirnya memberikan persetujuan dengan syarat bahwa kedua negara memperkuat sistem pemantauan migrasi dan kerja sama dengan FRONTEX, badan penjaga perbatasan Uni Eropa.
Di sisi lain, organisasi hak asasi manusia mengingatkan bahwa integrasi ke dalam Schengen harus diimbangi dengan perlindungan terhadap pengungsi dan migran yang melintasi perbatasan eksternal, serta penegakan hukum yang sesuai dengan standar HAM Eropa.
Penutup
Keanggotaan penuh Bulgaria dan Rumania di Area Schengen adalah langkah penting dalam proses integrasi Eropa. Selain mempererat konektivitas antarwarga, ini juga memperkuat solidaritas antarnegara anggota. Dengan penghapusan kontrol perbatasan, Eropa menunjukkan kembali bahwa kerja sama dan kepercayaan masih menjadi fondasi utama dalam menghadapi tantangan regional dan global.